Wednesday, July 3, 2013

Fashion dan Identitas

Dalam masyarakat modern, semua manusia adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam asesoris yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan, adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Kita bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang kita inginkan lewat contoh-contoh kepribadian yang banyak beredar di sekitar kita—bintang film, bintang iklan, penyanyi, model, bermacam-macam tipe kelompok yang ada—atau kita bisa menciptakan sendiri gaya kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan oleh orang lain.  Anthony Synott (1993) berhasil memberikan penjelasan yang bagus tentang rambut. Dalam beberapa hal, rambut tidak sekedar berarti simbol seks penanda laki-laki dan perempuan. Ia juga simbol gerakan politik kebudayaan tertentu. Menurutnya, model rambut yang berbeda menandakan model ideologi yang berbeda pula. Tahun 50-an yang membawa iklim pertumbuhan dan kemakmuran di Amerika ikut menghembuskan kebebasan ekspresi individual baru termasuk jenis model rambut baru. Model rambut yang dibentuk menyerupai ekor bebek menjadi sangat populer saat itu. Tokoh-tokoh utama jenis rambut ini adalah Elvis Presley dan Tony Curtis. Setelah itu berlangsunglah era model rambut beatnik look yang dipelopori oleh James Dean dan Marlon Brando.

DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA


Sesuai dengan judulnya, maka tulisan ini hanya membatasi diri kepada persoalan dasar-dasar bermain drama dengan mengupas modal dasar yang dimiliki oleh setiap orang (calon) pemain drama. Dengan demikian, diharapkan pengertian teoritis dasar dalam bermain drama dapat lebih dahulu diterima sebelum melangkah ke cara-cara penggarapan dan pelatihannya.

TENTANG DRAMA
Kata "drama" berasal dari bahasa Yunani, yaitu DRAOMAI yang berarti berlaku seperti ..., berbuat seperti ..., beraksi seperti ..., dan bertindak seperti ... .

Dari situlah hadir beragam difinisi terhadap drama dari para ahli drama yang bila dirangkum kesemuanya akan lahir sebuah statement, bahwa drama adalah manusia.

Mengapa?

Dalam Ruang Pribadi Penonton : Romantisme dan Ekonomi Politik Sinteron Indonesia


                  Televisi memang telah jadi perhatian studi-studi kebudayaan
                  sejak lama, dan menurut saya memang tidak ada media lain yang
                  menyamai televisi dalam hal besarnya volume teks-teks budaya
                  populer yang dihasilkan. Rasanya, televisi selalu mampu
                  melahirkan bagian-bagian baru yang menarik untuk diamati dan
                  dianalisa, mulai dari siaran berita, iklan televisi, sinetron,
                  film televisi, talk show, kuis-kuis, acara musik, dan

Cyberculture


                  Term cyberspace diperkenalkan tahun 1984 oleh William Gibson
                  dalam novelnya Neuromancer (sebelumnya cyberspace disebut
                  sebagai the Net, the Web, the Cloud, the Matrix, the
                  Metaverse, the Datasphere, the electronic frontier, the
                  Information Superhighway, dll.). Cyberspace menjadi setting
                  utama novel-novel Gibson selanjutnya, Count Zero (1986), Mona
                  Lisa Overdrive (1988), dan Virtual Light (1993). Belakangan
                  karya fiksi yang memakai gaya Gibson disebut cyberpunk. Tokoh
                  utama cyberpunk, selain Gibson, adalah Pat Cadigan yang
                  menulis Patterns (1989), Synners (1991), dan Fools (1994).
                  Dalam Neuromancer Gibson menjelaskan cyberspace sebagai
                  "pamandangan yang dihasilkan oleh komputer-komputer yang
                  ‘ditancapkan langsung’—kadang juga dengan langsung memasukkan
                  elektroda-elektroda ke dalam soket-soket yang ditanamkan di
                  otak".

Budaya Populer

Adalah media massa Amerika yang telah meraih apa yang tidak mungkin bisa dilakukannya melalui politik, yakni dominasi Amerika atas dunia. Hollywood sukses, sedangkan Pentagon justru gagal! Padahal pada kenyataannya, film maupun alat-alat pertahanan adalah dua bidang yang memberikan penghasilan terbesar bagi ekonomi Amerika. Dunia menonton dengan keterpikatan hipnotis pemutaran ulang episode-episode opera sabun Amerika; di seluruh dunia orang bertanya ''siapa yang menembak JR?'' dalam serial Dallas atau ''siapa yang membunuh Laura Palmer?'' dalam film ''Twin Peaks''. Impian Amerika dianggap tak bisa dilawan. (''Lubang Hitam Kebudayaan'', Hikmat Budiman).