MARIANA LEWIER, kelahiran Ambon, 14 Februari 1971, ibu dua anak
ini mulai menulis sejak masa remaja. Dalam kesibukannya sebagai dosen pada FKIP
Univeritas Patimura, masih sempat menulis.
# Karya–karyanya dimuat dalam Kumpulan Puisi Penyair
Perempuan Indonesia I tahun 2003 : Kemilau Musim, & II tahun 2004 : Pesona
Gemilang Musim, oleh Himpunan Perempuan Seni Budaya Pekan Baru.
# Antologi Cerpen dan Puisi
Wanita Penulis Indonesia: Ungu
Pernikahan terbitan
Zikrul Hakim, Jakarta.
Selain itu, juga menulis puisi
di media lokal di samping menulis esai dan artikel dalam bidang seni, sastra,
dan budaya. Menulis puisi untuk acara–acara
budaya dan keagamaan di Ambon, dan menjadi editor Seni dan Budaya pada salah
satu majalah rohani di Ambon. . Alumni Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin Makassar ini kini
ketua HISKI Ambon sejak 2004.
Salah satu puisinya:
Hujan Di Cengkareng
Hujan menikam bumi
pada aspal dan lampu bandara Cengkareng
senja ini
kuyup
seorang wanita asyik dengan bacaan
dan syal yang melilit leher
memanjang pada blus putihnya
dari jendela kaca Eva Airways
langit terlihat kelabu
sementara musik klasik terus mendengung,
penerbangan ini (akan segera) menerpa gerimis
tak ada yang menahan
awan kelabu bertabrakan
berlomba menyiram hujan (getar cair)
menggigiti angin
langit pun menahan kata
Aku belum lagi mengulum
(kepenuhan) hujan di Cengkareng
ketika pesawat telah mengangkasa
dan meninggalkan kekelabuan
berganti kecerahan biru
angkasa senja
Hal-hal yang
menarik dari biogrfi tokoh :
Ø Beliau sudah mulai menulis puisi ketika masih
remaja
Ø Walaupun ditengah kesibukannya sebagai dosen pada FKIP
Universitas Patimura, beliau masih menyempatkan diri untuk menuliis berbagai
karya dan mengukir prestasi.
Hal-hal yang dapat
diteladani dari tokoh :
Ø
Semangat dan Kemauan beliau untuk terus berkarya dan mengukir prestasi tetap membara walaupun ditengah kesibukannya
ia masih menyisakan waktu untuk kreatifitas. Sebagai para remaja kita harus
terus belajar dan berkreatifitas serta mengasah setiap kemampuan dan terus
berkembang seperti MARIANA LEWIER.
Ø Belajar dari
seorang perempuan seperti beliau membuat saya terinspirasi untuk terus berkarya
(Semakin dihambat, semakin merambat).
Print
No comments:
Post a Comment