- Proklamasi Republik Maluku Selatan
- Lambang Negara Republik Maluku Selatan
- Bendera Republik Maluku Selatan
- Lagu Kebangsaan Republik Maluku Selatan
- Surat yang ditulis oleh Bapa Maluku Demokrasi, Dr Soumokil ke Konferensi Jenewa pada tanggal 2 April 1954.
Dalam
rangka memenuhi keinginan yang sungguh, tuntutan, dan desakan rakyat Maluku
Selatan, maka dengan ini kami memproklamirkan KEMERDEKAAN MALUKU SELATAN, de
facto de jure, yang berbentuk Republik, lepas dari segala hubungan
ketatanegaraan Negara Indonesia Timur dan R.I.S., dikarenakan N.I.T. sudah
tidak sanggup lagi mempertahankan kedudukannya sebagai Negara Bagian -sesuai
dengan peraturan-peraturan Muktamar Denpasar yang masih sah berlaku, dan juga
sesuai dengan keputusan Dewan Maluku Selatan pada tanggal 11 Maret 1947,
sedangkan R.I.S. sudah bertindak bertentangan dengan keputusan-keputusan K.M.B.
dan bahkan Undang-Undang Dasar R.I.S. sendiri.
Ambon,
25 April 1950
Pemerintah
Maluku-Selatan
(J.H.
MANUHUTU)
(A.
WAIRISAL)
Proklamasi ini diumumkan kepada Nederlandse Hoge Commissaris
(Komisaris Tinggi Belanda) di Jakarta pada tanggal 26 April 1950 melalui
telegraf. Terjemahan dari teks ini juga dicatat dalam Nota omtrent de
ontwikkeling in Indonesie (Catatan tentang pembangunan di Indonesia) yang
diserahkan oleh Pemerintah Belanda kepada Tweede Kamer Staten –Generaal (dewan
perwakilan rakyat) pada tanggal 23 Mei 1950.
Burung pombo mempunyai peranan penting dalam sejarah Maluku Selatan. Berdasarkan salah satu legenda (cerita rakyat) Maluku Selatan, diceritakan bahwa seorang tokoh Maluku yang terkenal bernama Kapitan Jonker beserta istrinya menjelma menjadi dua ekor pombo putih pada akhir hidup mereka. Kedua burung pombo putih tersebut terbang dari Jakarta, di pulau Jawa, pulang ke Maluku Selatan. Sampai sekarang, jika terlihat dua ekor pombo putih sedang terbang, hal itu dianggap sebagai sebuah pertanda keberuntungan.
Bendera Maluku Selatan
Bendera
Republik Maluku Selatan (Benang Raja) adalah perlambang negara dan persatuan
rakyat. Empat corak warna; biru, putih, hijau, dan merah tersebut dipilih bukan
tanpa maksud. Justru masing-masing warna memiliki makna secara mendalam:
Biru
Warna biru melambangkan lautan Maluku Selatan yang penuh dengan kekayaan alam,
seperti ikan, mutiara, teripang, dan rumput laut. Laut dan kekayaan di dalamnya
berperan penting dalam kehidupan sehari-hari di Maluku Selatan. Warna biru
melambangkan pula kesetiaan rakyat Maluku Selatan kepada tanah air mereka.
Putih
Warna putih melambangkan kemurnian dan kesucian perjuangan rakyat Maluku Selatan serta kedamaian yang selalu ingin dihadirkan oleh rakyatnya. Warna putih juga menggambarkan pantai-pantai di Maluku Selatan, di mana ombak berdebur tak hentinya.
Warna putih melambangkan kemurnian dan kesucian perjuangan rakyat Maluku Selatan serta kedamaian yang selalu ingin dihadirkan oleh rakyatnya. Warna putih juga menggambarkan pantai-pantai di Maluku Selatan, di mana ombak berdebur tak hentinya.
Hijau
Warna hijau melambangkan kesuburan dari kepulauan Maluku Selatan sebagai tempat
tumbuhnya hasil-hasil alam, di antara lain sagu, kelapa, pala, dan cengkeh
–yang merupakan tumbuhan khas Maluku.
Merah
Warna merah melambangkan darah rakyat Maluku Selatan yang telah tertumpah dalam
perjuangan menghadapi para penjajah. Warna merah yang adalah warna pokok ini
merupakan “asa” –asal mula segala aspek kehidupan bertumbuh. Yang terkenal pula
adalah “kain berang”, kain berwarna merah yang dipakai sebagai ikat kepala
ataupun dipakai melingkari leher atau tangan. Warna ini melambangan keberanian
rakyat Maluku Selatan.
Ukuran bendera ini ialah 2 : 3, dibagi ke dalam empat bagian
yang berbentuk sebagai berikut (dari kiri ke kanan): biru 1/9 bagian, putih 1/9
bagian, hijau 1/9 bagian, dan merah 6/9 bagian.
Maluku Tanah Airku
Tanah tumpah darahku Ku berbakti kepadamu Selama hari hidupku Engkaulah Pusaka Raja Jang leluhur dan teguh Aku djundjung selamanja Hingga sampai adjalku Aku ingat terlebih Sedjarahmu jang pedih |
Maluku Tanah Airku
Tanah datuk datukku Atas Via Dolorosa Engkau hidup merdeka Putra putri jang se djati Tumpah darah bagimu Ku bersumpah trus berbakti Serta tanggung nasibmu Aku lindung terlebih Sedjarahmu jang pedih |
Mena Muria printah
leluhur
Segnap djiwaku seru Bersegralah membelamu Sepri laskar jang djudjur Dengan prisai dan imanku Bahkan harap jang teguh Ku berkurban dan berasa Karna dikau ibuku Ku doakan terlebih Mena Muria hiduplah
surat yang ditulis oleh Bapa Maluku Demokrasi, Dr
Soumokil ke Konferensi Jenewa pada tanggal 2 April 1954. Ini adalah sebagai berikut:
Banding dari Seram ke Konferensi Jenewa, 2 April 1954
Pada hari ini, 25 April 1954, ulang tahun keempat Proklamasi
Republik Maluku Selatan dan hari pembukaan Konferensi Jenewa, di Asia, saya, Dr
Ch. RS Soumokil, Presiden
Republik Maluku Selatan, banding dari Seram, kursi Pemerintah dan Markas Besar
Angkatan Melawan Republik, untuk Perserikatan Bangsa berpartisipasi dalam
Konferensi Jenewa.
Di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa Hak untuk menentukan
nasib sendiri telah diberikan dan dijamin ke MASYARAKAT kepulauan Indonesia
dalam Perjanjian Konferensi Meja Bundar 27 Desember 1949.
Segera setelah transfer Kedaulatan oleh Kerajaan Belanda untuk
Republik AMERIKA SERIKAT INDONESIA, salah satu negara komponen, Republik
Indonesia ibukota yang pada waktu itu Djocjakarta, dengan tujuan mengubah
struktur federal dari AMERIKA SERIKAT OF INDONESIA menjadi negara unitaris yang
disebut Republik Indonesia, mulai melikuidasi dan mencaplok negara-negara lima
belas komponen lain dengan cara intimidasi, infiltrasi dan penggunaan kekuatan
bersenjata. + + +
Ketika pada bulan April 1950, pasukan Republik Indonesia
menginvasi negara Indonesia Timur komponen modal yang adalah Makassar, Dewan
Maluku Selatan ***, didukung oleh rakyat, memanfaatkan Hak mereka untuk menarik
diri dari komponen Negara Indonesia Timur dan Hak mereka untuk menentukan nasib
sendiri, pada April 25,1950 memproklamasikan Republik Independen dan Penguasa
Maluku Selatan.
Meskipun orang-orang dan Dewan mereka telah demikian bertindak dalam
hak-hak mereka, Republik diinvasi oleh tentara Republik Indonesia dan perang
yang panjang dan kejam terjadi.
Saya mengirim banding ini untuk Anda dari Seram, pulau terbesar
dari republik Maluku Selatan dimana Pemerintah dan Tentara Republik telah berjuang
selama empat tahun sukses dan di mana mereka akan berjuang hingga seluruh
wilayah Republik mereka dibebaskan.
Aku menasihatkan kamu, berkumpul di Jenewa terutama untuk
membangun Perdamaian dan Ketertiban di Asia, dengan permintaan mendesak untuk
memastikan bahwa kewajiban, dilakukan di bawah tanggung jawab PBB, harus
dipenuhi dan Hak yang diberikan kepada orang-orang kami dan dijamin oleh Bangsa
Bebas Dunia diimplementasikan, sehingga Perdamaian dan Ketertiban dipulihkan di
bagian Asia Tenggara.
Dalam nama dua juta Maluku Selatan saya menyatakan keyakinan saya
dengan tindakan konstruktif Anda selama konferensi ini aspirasi yang sah dari
orang-orang Maluku Selatan akan dibuat benar.
Tiang Bandera - Seram
MENA-Muria
Presiden Republik Maluku Selatan, Dr Chr. RS Soumokil
|
No comments:
Post a Comment