Cultural studies memfokuskan diri pada
hubungan antara relasi-relasi sosial dengan makna-makna. Berbeda dengan
"kritik kebudayaan" yang memandang kebudayaan sebagai bidang seni,
estetika, dan nilai-nilai moral/kreatif, cultural studies berusaha mencari
penjelasan perbedaan kebudayaan dan praktek kebudayaan tidak dengan menunjuk
nilai-nilai intrinsik dan abadi (how good?), tetapi dengan menunjuk seluruh
peta relasi sosial (in whose interest?).
Dengan demikian setiap pemilahan antara
masyarakat atau praktek yang "berkebudayaan" dan yang "tidak
berkebudayaan", yang diwarisi dari tradisi elit kritisisme kebudayaan,
sekarang dipandang dalam terminologi klas.
Bentuk cultural studies dipengaruhi secara
langsung oleh perlawanan untuk mendekolonialisasikan konsep tersebut dan untuk
mengkritisi tendensi yang berusaha mempertahankan aturan-aturan yang
mereproduksi kelas dan ketidaksamaan lainnya. Maka cultural studies membangun
sebuah kerangka kerja yang berusaha menempatkan dan menemukan kembali
kebudayaan dari kelompok-kelompok yang sampai sekarang dilupakan. Inilah awal
diperhatikannya bentuk-bentuk dan sejarah perkembangan kebudayaan kelas
pekerja, serta analisis bentuk-bentuk kontemporer kebudayaan populer dan media.
Tidak seperti disiplin akademis
tradisional, cultural studies tidak mempunyai ranah intelektual atau disiplin
yang terdefinisi dengan jelas. Ia tumbuh subur pada batas-batas dan pertemuan
bermacam wacana yang sudah dilembagakan, terutama dalam susastra, sosiologi,
dan sejarah; juga dalam linguistik, semiotik, antropologi, dan psikoanalisa.
Bagian dari hasilnya, dan bagian dari pergolakan politik dan intelektual tahun
1960-an (yang ditandai dengan perkembangan yang cepat dan meluasnya
strukturalisme, semiotik, marxisme,dan feminisme) cultural studies memasuki
periode perkembangan teoritis yang intensif. Tujuannya adalah untuk mengetahui
bagaimana kebudayaan (produksi sosial makna dan kesadaran) dapat dijelaskan
dalam dirinya sendiri dan dalam hubungannya dengan ekonomi (produksi) dan
politik (relasi sosial).
No comments:
Post a Comment