Dalam masyarakat modern, semua manusia
adalah performer. Setiap orang diminta untuk bisa memainkan dan mengontrol
peranan mereka sendiri. Gaya pakaian, dandanan rambut, segala macam asesoris
yang menempel, selera musik, atau pilihan-pilihan kegiatan yang dilakukan,
adalah bagian dari pertunjukan identitas dan kepribadian diri. Kita bisa
memilih tipe-tipe kepribadian yang kita inginkan lewat contoh-contoh
kepribadian yang banyak beredar di sekitar kita—bintang film, bintang iklan,
penyanyi, model, bermacam-macam tipe kelompok yang ada—atau kita bisa
menciptakan sendiri gaya kepribadian yang unik, yang berbeda, bahkan jika perlu
yang belum pernah digunakan oleh orang lain.
Anthony Synott (1993) berhasil memberikan penjelasan yang bagus tentang
rambut. Dalam beberapa hal, rambut tidak sekedar berarti simbol seks penanda
laki-laki dan perempuan. Ia juga simbol gerakan politik kebudayaan tertentu.
Menurutnya, model rambut yang berbeda menandakan model ideologi yang berbeda
pula. Tahun 50-an yang membawa iklim pertumbuhan dan kemakmuran di Amerika ikut
menghembuskan kebebasan ekspresi individual baru termasuk jenis model rambut
baru. Model rambut yang dibentuk menyerupai ekor bebek menjadi sangat populer
saat itu. Tokoh-tokoh utama jenis rambut ini adalah Elvis Presley dan Tony
Curtis. Setelah itu berlangsunglah era model rambut beatnik look yang
dipelopori oleh James Dean dan Marlon Brando.
Life is short, There is no time to leave important words unsaid.
Wednesday, July 3, 2013
DASAR-DASAR BERMAIN DRAMA
Sesuai dengan judulnya, maka tulisan ini
hanya membatasi diri kepada persoalan dasar-dasar bermain drama dengan mengupas
modal dasar yang dimiliki oleh setiap orang (calon) pemain drama. Dengan
demikian, diharapkan pengertian teoritis dasar dalam bermain drama dapat lebih
dahulu diterima sebelum melangkah ke cara-cara penggarapan dan pelatihannya.
TENTANG DRAMA
Kata "drama" berasal dari bahasa
Yunani, yaitu DRAOMAI yang berarti berlaku seperti ..., berbuat seperti ...,
beraksi seperti ..., dan bertindak seperti ... .
Dari situlah hadir beragam difinisi
terhadap drama dari para ahli drama yang bila dirangkum kesemuanya akan lahir
sebuah statement, bahwa drama adalah manusia.
Mengapa?
Dalam Ruang Pribadi Penonton : Romantisme dan Ekonomi Politik Sinteron Indonesia
Televisi memang telah jadi
perhatian studi-studi kebudayaan
sejak lama, dan menurut saya
memang tidak ada media lain yang
menyamai televisi dalam hal
besarnya volume teks-teks budaya
populer yang dihasilkan.
Rasanya, televisi selalu mampu
melahirkan bagian-bagian baru
yang menarik untuk diamati dan
dianalisa, mulai dari siaran
berita, iklan televisi, sinetron,
film televisi, talk show,
kuis-kuis, acara musik, dan
Cyberculture
Term cyberspace diperkenalkan
tahun 1984 oleh William Gibson
dalam novelnya Neuromancer
(sebelumnya cyberspace disebut
sebagai the Net, the Web, the
Cloud, the Matrix, the
Metaverse, the Datasphere,
the electronic frontier, the
Information Superhighway,
dll.). Cyberspace menjadi setting
utama novel-novel Gibson
selanjutnya, Count Zero (1986), Mona
Lisa Overdrive (1988), dan
Virtual Light (1993). Belakangan
karya fiksi yang memakai gaya Gibson disebut
cyberpunk. Tokoh
utama cyberpunk, selain
Gibson, adalah Pat Cadigan yang
menulis Patterns (1989),
Synners (1991), dan Fools (1994).
Dalam Neuromancer Gibson
menjelaskan cyberspace sebagai
"pamandangan yang
dihasilkan oleh komputer-komputer yang
‘ditancapkan langsung’—kadang
juga dengan langsung memasukkan
elektroda-elektroda ke dalam
soket-soket yang ditanamkan di
otak".
Budaya Populer
Adalah media massa Amerika yang telah
meraih apa yang tidak mungkin bisa dilakukannya melalui politik, yakni dominasi
Amerika atas dunia. Hollywood sukses, sedangkan Pentagon justru gagal! Padahal
pada kenyataannya, film maupun alat-alat pertahanan adalah dua bidang yang
memberikan penghasilan terbesar bagi ekonomi Amerika. Dunia menonton dengan
keterpikatan hipnotis pemutaran ulang episode-episode opera sabun Amerika; di
seluruh dunia orang bertanya ''siapa yang menembak JR?'' dalam serial Dallas
atau ''siapa yang membunuh Laura Palmer?'' dalam film ''Twin Peaks''. Impian
Amerika dianggap tak bisa dilawan. (''Lubang Hitam Kebudayaan'', Hikmat
Budiman).
Subscribe to:
Posts (Atom)