Salam
Pembebasan ….!!!
Pendidikan tinggi di indonesia sedang disorot oleh banyak kalangan
berkaitan dengan industrialisasi yang sedang berlangsung didalamnya. Apakah itu
perguruan tinggi negeri atau swasta dua-duanya sedang melakukan hal yang sama
yaitu mempercepat proses industri pendidikan yang intinya pendidikan tinggi ini
bisa menjadikan kegiatan akademik dapat menghasilkan produk pendidikan yang
berbobot tetapi juga dapat menghasilkan kesejahteraan yang memadai. Ada dua hal
yang ingin dicapai, yaitu sebagai institusi pendidikan dapat menghasilkan
kualitas pendidikan dan sebagai institusi bisnis mendatangkan profit untuk
kesejahteraan birokrat kampus.
Dewasa ini ummat manusia tengah memasuki suatu zaman baru yang
ditandai dengan menguatnya paham pasar bebas, yang dikenal sebagai zaman
Globalisasi. Tradisi ummat manusia untuk mempertahankan eksistensi (keberadaan)
mereka melalui pendidikan mendapat tantangan, karena pendidikan ternyata bagi
sebagian manusia dapat digunakan untuk mengakumulasi kapital dan mendapatkan
keuntungan dari hasil jeri paya rakyat. Bagaimana mungkin tradisi manusia
tentang visi pendidikan sebagai strategi untuk eksistensi manusia yang telah
direproduksi berabad-abad selama ini, diganti oleh suatu visi yang meletakkan
pendidikan sebagai komuditi.
Penjajahan imperialisme yang dialami bangsa indonesai sejak
kolonialisme belanda dengan politik perdagangan bebas ternyata berganti muka
dengan penjajahan imperialisme melalu lembaga-lembaga pendidikan yang dipolakan
oleh pemerintah dan pemilik-pemilik modal (yayasan Pendidikan) yang bertujuan
mendapat keuntungan yang sebanyak-banyaknya dan mengabaikan mutu pendidikan
rakyat indonesia.
Tak terlepas peran serta Yayasan Pendidikan Dipanegara sebagai Badan
Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta (BP-PTS) STMIK Dipanegara yang terkemuka
di indonesia timur (bahasa brusur tiap pendaftaran MABA) yang telah
mempolakan sistem pendidikan kapitalis untuk menghisap dana pendidikan dan
mengabaikan mutu pendidikan mahasiswa (Bukti 1). Kondisi diatas tercerminkan
dengan munculnya riak-riak mahasiswa yang melakukan demonstrasi di setiap tahun
ajaran sejak berdirinya kampus kuning gading (tahun 1994) sampia detik ini
(tahun 2003) dengan issu yang sama menuntut adanya sistem pendidikan yang
ditunjang dengan fasilitas yang mengikuti kebutuhan masyarakat.
Bukti 1: Perkiraan Penerimaan
Dana Pendidikan Tahun akademik 2000/2001
(Semester Awal
dan Semester Akhir)
- Semester Awal (SPP dan BPP) Mahasiswa Baru dan Lama : Rp. 2.983.220.000,-
- Semester Akhir *) :
Rp. 2,497.680.000,-
- Pendaftaran Penerimaan Mahasiswa Baru : Rp. 88.000.000.-
- Bunga Bank :
Rp. 200.000.000,-
- 10 % dari Dana Skripsi dan KKLP/PKL : Rp. 30.000.000,-
Jumlah :
Rp. 5.798.900.000,-
*) Semster akhir :
-
Jumlah Penerimaan Semester awal
dikurangi BPP Mahasiswa Anggkatan 94
+ 95 + 96 dikurangi SPP Mahasiswa Baru angkatan 2000
-
Perhitungan
Rp. 2.983.220.000,- - (Rp. 226.540.000,- + Rp. 259.000.000,-) =
Rp. 2.497.680.000,-
REKAPITULASI
I. Penerimaan :
Rp. 5.798.900.000,-
II. Pengeluaran :
Rp. 3.448.741.550,-
III. Saldo Plus :
Rp. 2.350.158.450,-
Sebagai dana
Pembangunan/cadangan yang
Disimpan oleh Yayasan
Pendidikan Dipanegara
(40% dari penerimaan
menjadi kas yayasan)
sumber
: Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja STMIK Dipanegara (RAPBS), tahun ajaran
2000/2001.
Sudah banyak waktu yang tersita untuk melakukan demonstrasi dan
pertemuan antara mahasiswa, pengelolah dan yayasan dipanegara untuk mencari
solusi dari permasalah kampus namun ternyata yang dihasilkan hanyalah kesepakan
tertulis tampa realisasi dari kesepakan-kesepakatan yang telah ada. Semua
hasil-hasil kesepakatan termasuk didalammnya adalah hasil Lokakarya
Administrasi tahun 2000 (SK. Ketua STMIK Dipanegara Nomor:
812/STMIK/A.4/V/2000, tanggal 05 Mei 2000)
yang salasatunya menghasilkan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
STMIK Dipanegara (RAPBS) untuk diadakan setiap awal tahun ajaran guna membantu
pendanaan pendidikan yang jelas dan transparan itupun tidak terpenuhi. Yang
lebih ironisnya lagi setelah RAPBS tidak diadakan, komitmen birokrat kampus
untuk mengadakan fasilitas-fasilitas pendidikan
itupun tidak terlihat dengan jelas, misalnya:
- Perbaikan Laboraturium Praktikum yang dari dulu hingga sekarang masih sering kita saksikan mahasiswa duduk bertiga untuk satu unit komputer dengan akses yang lambat. Dan tak jarang kita saksikan dan kita alami sendiri laboratorium dengan menggunakan sistem cloning/jaringan pada saat praktikum berjalan semua komputer hang dan praktikumpun berhenti.
- Penggunaan Lab Internet yang tidak merata terhadap mahasiswa yang disebabkan jumlah komputer hanya ± 15 unit yang harus di mamfaatkan oleh mahasiswa sebanyak ± 6.160 orang (data tahun akademik 2001-2002) dengan akses yang lambat dan tidak adanya sistem pemerataan penggunaan lab. Komputer yang akan diterapkan.
- Lab. Madiri yang dijanjikan pada setiap awal penerimaan Mahasiswa Baru yang tercantum dalam brosur STMIK Dipanegara ternyata hari ini hilang sama sekali. Ini merupakan pembohongan Publik yang dilakukan oleh Yayasan Pendidikan dipanegara selaku Badan Penyelenggara Perguruan Tisnggi Swasta (BP-PTS)
- Perpustakaan Kampus yang merupakan penunjang mahasiswa dan dosen untuk menambah wawasan dan pengetahuan ternyata kondisinya sangat memprihatinkan karena kurangnya jumlah judul yang di sediakan dan pengadaan buku dalam hal ini pembelian oleh pihak yayasan terhenti sampai tahan 2000.
Bukti 2: Perpustakaan
STMIK Dipanegara mempunyai jumlah 724 judul buku dengan jumlah 1.782 examplar
juga menyimpan sejumlah Skripsi/laporan akhir
mahasiswa STMIK Dipanegara (437 jumlah judul dan 874 jumlah examplar)
yang sampai saat ini (periode Februari 2002) sejumlah judul 437 judul atau 874
examplar dan juga menyimpan berbagai informasi melalui surat kabar dengan
berbagai judul majalah
Pengadaan Buku
# Pembelian
No.
|
Tanggal Pembelian
|
Jumlah Judul
|
Jumlah Examplar
|
1
|
15 oktober 1998
|
24
|
68
|
2
|
13 Oktober 1998
|
79
|
136
|
3
|
26 Oktober 1998
|
125
|
245
|
4
|
28 April 1999
|
4
|
4
|
5
|
1 Juli 1999
|
38
|
129
|
6
|
28 Juli 1999
|
21
|
42
|
7
|
8 Pebruari 2000
|
44
|
167
|
8
|
6 Maret 2000
|
108
|
285
|
9
|
14 April 2000
|
1
|
2
|
10
|
15 Desember 2000
|
70
|
280
|
J u m l a h
|
517
|
1.358
|
# Sumbangan
No.
|
Tanggal Pembelian
|
Jumlah Judul
|
Jumlah Examplar
|
1
|
12 Oktober 1998
|
25
|
30
|
2
|
15 Oktober 1998
|
25
|
43
|
3
|
6 April 1999
|
1
|
4
|
4
|
5 Mei 1999
|
1
|
10
|
5
|
31 Maret 2000
|
2
|
2
|
6
|
12 Maret 2001
|
8
|
15
|
7
|
31 Mei 2001
|
25
|
25
|
8
|
20 Agustus 2001
|
5
|
21
|
J u m l a h
|
92
|
150
|
Sumber : Laporan Pengelolaan STMIK Dipanegara Periode 1998-2002
didepan rapat Senat Perguruan Tinggi Maret 2002.
- Dan masih banyak fasilitas pendidikan lainnya lainya yang sampai hari ini belum memenuhi standar kelayakan diantaranya Lab. Workshop dan lab Fisika yang memiliki sarana dan alat-alat penunjang yang sangat kurang sehingga menghambat kegiatan praktikum. Dan sering kali kita menerima laporan bahwa alat yang dipergunakan adalah alat yang di bawah sendiri oleh dosen praktikum/bukan inventaris STMIK Dipanegara.
- Apabilagi ditambah dengan banyaknya Kebijakan Akademik yang tidak melibatkan mahasiswa dalam pengambil kebijakan yang telah memperbudak mahasiswa dengan sistem-sitem yang sengaja di buat untuk memenjarakan kebebasan Mahasiswa. Karena yang sering kali kita dapatkan, apabilah kebijakan telah dikeluarkan dan pihak lembaga Kemahasiswaan melakukan protes ternyata kebijakan itu tidak mampuh berubah dengan kata lain berlaku tetap. Kondisi diatas merupakan pencitraan birokrasi kampus yang anti demokrasi.
- Kesejahteraan pegawai terutama Cleaning Service yang hanya memeperoleh gaji pokok maksimal Rp.280.000,- yang sangat bertentangan dengan UMR yang berlaku.
Kompleksitas permasalahan kampus yang kita saksikan dan rasakan
bersama, menutut Lembaga Kemahasiswa dalam hal ini Badan Eksekutif Mahasiswa
(BEM) STMIK Dipanegara sebagai organisasi internal kampus dan organisasi
representatif Keluarga Besar Mahasiswa setelah melakukan pertimbangan dan
diskusi yang panjang, maka kami berkesimpulan untuk melakukan aksi sebagai
luapan kekecewaan terhadap mutu pendidikan dan kami menganggap bahawa ada
kekuatan besar yang terbangun dan merupakan biang atau akar permasalahan yang
harus diruntuhkan. Namun apa yang di dapatkan, ternyata aksi yang dilakukan
tidak mendapat tanggapan positif dari yayasan STMIK Dipanegara malah yang
terjadi pencabutan panflet dan tekanan-tekanan mental yang dilakukan oleh
orang-orang yayasan.
Untuk itu kami mengajak seluruh Civitas Akademika dan para pemerhati
pendidikan untuk segera menuntut:
- Tolak STATUTA STMIK Dipanegara yang merupakan aturan normatif tertinggi yang menjadi dasar hukum untuk penyusunan peraturan-peraturan dan kebijakan perencanaan, penyelenggaraan dan pengembangan program kegiatan pendidikan.
Karena menurut hasil analisa kami:
-
Sesuai dengan data yang kami
kumpulkan bahwa, kami menemukan beberapa distorsi (penyimpangan) yang ada dalam
STATUTA 2001 (Lampiran 1)
-
Dari isi STATUTA kami
menyimpulkan bahwa pola yang dipakai adalah Yayasan berada pada tatanan top,
pengelolah-middle dan mahasiswa lower yang digambarkan sebagai berikut:
Yayasan
Pengelola/Dosen
Mahasiswa
Pola ini
dalam banyak hal top-down dan lebih banyak menggunakan kekuasaan dan sangat
menghambat tumbuhnya arus bawah dan terutama transparan yang sangat
bertentangan dengan demokrasi dan kesejahteraan. Pola ini adalah bagian dari
warisan orde baru yang sentralistik dan mengandalakan kekuasaan demi
kestabilan.
Bias dari sistem yang terpolakan di STATUTA adalah:
a.
Yayasan yang merasa dirinya
penguasa harus menjalankan apa yang dikehendakinya dan sukar/tidak mau
mendengar arus bawah. Pengelolah berada ditengah dan dalam banyak hal terjepit
antara tuntutan dari mahasiswa yang tidak puas akan pelayanan yang diterima
dari pengelolah dan dipihak lain pengelola tidak dapat meyakinkan yayasan
karena orientasi yang berbeda. Dalam kondisi seperti ini akan mengakibatkan
pimpinan PTS mengundurkan diri.
b.
Kasus berikut yaitu dengan
didukung oleh mahasiswa dan dosen mengambil aset-aset yayasan dan pada
pikirannya menuju otoriteriasme dan vested interest (tidak mau diganti karena
keenakan fasilitas tanpa akuntabilitas)
c.
Selanjutnya mahasiswa merasa
paling dirugikan akan melakukan aksi terus menerus dan apabila tidak diatasi
akan mengarah kepada pemogokan total atau aksi brutal yang dapat menghancurkan
prasarana dan srana.
d.
Kurangya perbaikan dan
pengadaan fasilitas pendidikan , telambatnya gaji dosen, minimnya gaji CLS dan
tidak adanya alat keamanan bagi satpam disebabkan karena pemanfaatan dana
pendidikan yang sepenuhnya dipegang oleh yayasan Dipanegara sukar diwujudkan.
Karena dalam STATUTA STMIK Dipanegara segala sesuatu yang yang menyangkut
tentang pendidikan dan pengadaan fasilitas tidak bisa terealisasi sekiranya
yayasan selaku pemegang kekauasaan tidak menyetujuai.
- Pengadaan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja STMIK Dipanegara (RAPBS) yang disusun dengan mengacu kepada pasal 116 (2) PP No. 60/1999 dan Hasil Lokakarya Administrasi tanggal 05 Mei 2000.
- Turunkan Irsan Kasau dari jabatan Pembantu Ketua I (PK-I) STMIK Dipanegara karena :
- selama menjabat telah banyak mengeluarkan kebijakan sepihak yang memberatkan mahasiswa dan kebijakan tersebut tampa sepengetahuan Ketua STMIK Dipanegara.
§ Sebelum menjabat Pembantu Ketua I Bapak Irsan Kasau adalah anggota
Badan Pengurus Harian Yayasan Dipanegara yang telah banyak menginterpensi
pelaksanaan akademik dengan menggunakan kertas kop, stempel yayasan dan
bertanda tangan atas nama yayasan.
§ Sebelum masuk menjadi anggota Badan Pengurus Yayasan Dipanegara dan
menjadi dosen, Bapak Irsan Kasau pernah mengabdi di tiga institusi pendidikan
yaitu Atma Jaya, ASMI dan UKIP dan karena sesuatu hal beliau dikeluarkan ?.
- Keluarkan Sardin Damis dari STMIK Dipanegara.
§ Hanya ada satu sangsi bagi dosen yang selalu (berualang-ulang)
merepresif mahasiswa yang berdemonstrasi dengan melakukan penekanan-penekanan
nilai sehingga membataasi kebebasan manusia untuk selalu bersuara.
§ Penilaian yang tidak objektif terhadap mahasiswa karena hubungan
emosional lebih diutamakan dari pada kapasitas intelektual mahasiswa.
- Melibatkan Mahasiswa dalam setiap pengambilan kebiajakan.
Permasalahan pendidikan yang dialami kampus kuning gading menuntut
kepada seluruh Civitas Akademika STMIK Dipanegara yang sadar akan pentingya
pendidikan dan para pemerhati pendidikan
untuk mencurahkan segala kemampuannya untuk membantu Kampus tercinta ini keluar
dari permasalahan yang berkepanjangan. Bukan berarti kita hanya diam dan
menjadi penonton, pengamat dan komentator yang di kemudian hari kita akan
menyesal karena tidak mampu berbuat apa-apa di masyarakat.
AKU TULIS
PAMPLET INI
KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM
DITUTUPI JARING LABAH-LABAH
ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK,
DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN
MENJADI PENG-IYA-AN
APA YANG TERPEGANG HARI INI
BISA LUPUT BESOK PAGI
KETIDAK PASTIAN MERAJALELA
DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI,
MENJADI MARABAHAYA,
MENJADI ISI KEBON BINATANG
APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI
MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM
LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN
TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN
DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN
AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR
AKU INGINKAN MERPATI POS
AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU
AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN
AKU TIDAK MELIHAT ALASAN
KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU
AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR
DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU
KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ?
KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN
KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA
MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API
REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM
GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH
YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH
KEGAMANGAN
KECURIGAAN
KETAKUTAN
KELESUAN
AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA
DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA
MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN
LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI
DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN
AKU MELIHAT BAGAI TERKACA :
TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !
KARENA LEMBAGA PENDAPAT UMUM
DITUTUPI JARING LABAH-LABAH
ORANG-ORANG BICARA DALAM KASAK-KUSUK,
DAN UNGKAPAN DIRI DITEKAN
MENJADI PENG-IYA-AN
APA YANG TERPEGANG HARI INI
BISA LUPUT BESOK PAGI
KETIDAK PASTIAN MERAJALELA
DI LUAR KEKUASAAN KEHIDUPAN MENJADI TEKA-TEKI,
MENJADI MARABAHAYA,
MENJADI ISI KEBON BINATANG
APABILA KRITIK HANYA BOLEH LEWAT SALURAN RESMI
MAKA HIDUP AKAN MENJADI SAYUR TANPA GARAM
LEMBAGA PENDAPAT UMUM TIDAK MENGANDUNG PERTANYAAN
TIDAK MENGANDUNG PERDEBATAN
DAN AKHIRNYA MENJADI MONOPOLI KEKUASAAN
AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA PAMPLET BUKAN TABU BAGI PENYAIR
AKU INGINKAN MERPATI POS
AKU INGIN MEMAINKAN BENDERA-BENDERA SEMAPHORE DI TANGANKU
AKU INGIN MEMBUAT ISYARAT ASAP KAUM INDIAN
AKU TIDAK MELIHAT ALASAN
KENAPA HARUS DIAM TERTEKAN DAN TERMANGU
AKU INGIN SECARA WAJAR KITA BERTUKAR KABAR
DUDUK BERDEBAT MENYATAKAN SETUJU ATAU TIDAK SETUJU
KENAPA KETAKUTAN MENJADI TABIR PIKIRAN ?
KEKHAWATIRAN TELAH MENCEMARKAN KEHIDUPAN
KETEGANGAN TELAH MENGGANTI PERGAULAN PIKIRAN YANG MERDEKA
MATAHARI MENYINARI AIRMATA YANG BERDERAI MENJADI API
REMBULAN MEMBERI MIMPI PADA DENDAM
GELOMBANG ANGIN MENYINGKAPKAN KELUH KESAH
YANG TERONGGOK BAGAI SAMPAH
KEGAMANGAN
KECURIGAAN
KETAKUTAN
KELESUAN
AKU TULIS PAMPLET INI
KARENA KAWAN DAN LAWAN ADALAH SAUDARA
DI DALAM ALAM MASIH ADA CAHAYA
MATAHARI YANG TENGGELAM DIGANTI REMBULAN
LALU BESOK PAGI PASTI TERBIT KEMBALI
DAN DI DALAM AIR LUMPUR KEHIDUPAN
AKU MELIHAT BAGAI TERKACA :
TERNYATA KITA, TOH, MANUSIA !
BANGKIT MELAWAN ATAU TERTINDAS
SALAM REVOLUSIONER . . . ! ! !
Makassar, 2 Juli 2003
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)
STMIK DIPANEGARA
No comments:
Post a Comment