MANUSIA
— Sebuah
Interpretasi
Oleh : Anand
Krishna
Saya
pernah melakukan dialog dengan seekor kera
!
Bagi
dia, “Manusia adalah jenis kera yang telah jatuh dari ketinggian. Telah
melupakan ke-‘kera’-an diri.”
Saya
tanya, “Koq begitu? Nggak salah?”
“Ndak,
ndak salah….” Jawab dia dengan logat khas Jawa-Timuran.
Jujur
saja, saya tambah bingung: “Please enlighten me, berikan saya sedikit
pencerahan, sobat. Apa maksudmu?”
Ia
menjawab dari “atas”. Dari atas pohon maksudku: “Begini ceritanya…. Pada suatu
hari, seekor kera jatuh dari atas pohon. Ia mengalami cidera. Dan, tidak
mampu memanjat pohon lagi. Maka, ia
tinggal di bawah. Beranak-piak. Itulah kalian, kaum manusia. Kalian adalah
anak-cucu seekor monyet yang jatuh dari ketinggian. Jatuh dari
ke-‘kera’-annya.”
Demikianlah
interpretasi seekor monyet tentang manusia.
Jangan
ketawa, kita semua melakukan kesalahan yang sama. Kita melihat manusia dari
“satu sisi” saja. Padahal manusia memiliki sekian banyak sisi.
Bila
manusia jatuh sakit dan yang sakit hanyalah “fisik”-nya – maka proses
pengobatan pun menjadi sangat mudah. Simple, sederhana. Yang diobati hanyalah fisik. Selesai, titik.
Tetapi,
penemuan-penemuan mutakhir di dalam ilmu medis telah membuktikan bahwa 70-an
persen penyakit manusia disebabkan oleh pikiran, oleh lapisan-lapisan kesadaran
mental dan emosional di dalam dirinya.
Penyakit asma atau sesak napas, hipertensi atau darah tinggi, diabetes
atau kencing-manis – bisa jadi bersifat genetik. Akan tetapi, tidak akan
mengganggu manusia bila tidak “terpicu”. Dan, pemicunya adalah
“stress” – pikiran. Kekhawatiran, kecemasan dan sebagainya dan
seterusnya.
Berarti,
rata-rata 7 di antara 10 orang sesungguhnya tidak menderita penyakit fisik.
Yang jatuh sakit adalah “jiwa”-nya.
Kemudian, fisik hanya “ketularan” saja.
Sisa
tiga di antara 10 orang adalah penderita, apa yang di dalam dunia medis
disebut, “penyakit-penyakit viral”. Serangan virus. Akan tetapi, para ahli
medis juga menyimpulkan bahwa “daya tahan” manusia sangat menentukan
keberhasilan sebuah serangan. Bila ia kuat, dan bukan hanya kuat fisik saja,
tetapi juga kuat
mental/emosional – maka serangan
sedahsyat apa pun tidak akan membawa dampak apa-apa.
Dari
sudut pandang meditasi, yoga – manusia yang sudah terlanjur jatuh sakit –
membutuhkan penangan secara komprehensif, holistik. Secara menyeluruh!
Fisik
membutuhkan diet tertentu. Ya, oke, baik. Tetapi, bagaimana dengan lapisan-lapisan
lain di dalam dirinya? Pikiran harus menjadi tenang. Tidak
“ditenang-tenangkan”. Tetapi, “menjadi” tenang. Otak beristirahat. Tidak
disuruh “berkonsentrasi”, tetapi justru diistirahatkan. Bayangkan, kapan si
otak memiliki waktu untuk berisitirahat? Dalam keadaan tidur pun, kita masih
bermimpi. Yang berisitirahat hanyalah otot-otot badan. Otak tetap bekerja.
Kemudian, emosi pun terkendali. Tidak dipaksa untuk tidak bergejolak. Tetapi
dibiarkan tidak bergejolak karena “kesadaran diri”. Karena sadar bahwa “gejolak
emosi” tidak membantu. Tidak menghasilkan apa-apa. Malah merugikan kesehatan
secara menyeluruh.
“Yoga” melihat
manusia sebagai satu keutuhan. Yoga bukanlah nama bagi
sekelompok latihan-latihan yang sering
disebut “yoga” atau “latihan-latihan yoga”. Yoga adalah sebuah
gaya hidup. Sebuah seni kehidupan. Hidup dengan penuh kesadaran.
Hidup secara meditatif, itulah yoga.
Dan, pola hidup yoga
tidak berkaitan dengan agama tertentu. Sama sekali
tidak. Bagaimana anda bisa mengaitkan hukum gravitas yang ditemukan oleh Newton
dengan agama yang dianutinya? Bagaimana anda bisa mengaitkan bulatnya dunia
dengan agama Galileo?
Yoga
juga bukanlah sebuah “terapi alternatif”.
Yoga adalah “terapi komprehensif” – holistik Yoga tidak membedakan
antara “yang alami” dan “yang tidak alami”.
Antara ilmu medis barat dan ilmu medis timur. Antara obat-obatan yang
konon disebut “mengandung bahan kimia” dan obat-obatan yang “mengandung bahan
alami”. Kimia itu datangnya dari mana? Berasal dari apa? Semuanya berasal dari
alam.
Yoga justru
membebaskan anda dari “ketergantungan”.
Ketergantungan pada apa saja. Entah itu minyak gosok, obat, jamu, latihan atau
apa saja. Yoga membebaskan diri manusia. Bebas, tetapi bertanggung jawab. Yoga
membuat anda sadar akan keterkaitan manusia dengan sesama manusia. Manusia
dengan sesama makhluk hidup. Manusia dengan alam semesta.
Pohon-pohon
yang ditebang begitu saja, tanpa perhitungan – akhirnya mencelakakan kehidupan
manusia juga. Asap rokok tidak hanya mencelakakan diri si perokok, tetapi juga
diri mereka yang menghisap asapnya tanpa sengaja. Kesadaran akan
lingkungan inilah salah satu hasil yoga.
Yoga
tidak akan menolak terapi jenis apa pun. Tetapi, sebelumnya ia akan mengajak
kita untuk menoleh ke dalam diri. Badan kita seperti apotik berjalan. Kenapa
tidak berusaha untuk mengoptimalkan organ-organ dan kelenjar-kelenjar di dalam
tubuh? Mereka bisa memproduksi zat-zat kimia yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sebagai pola-hidup,
yoga juga membuka diri terhadap penyesuaian. Yoga sebagaimana dipraktekkan di
India atau di Barat, belum tentu cocok dengan kultur dan budaya Indonesia.
Latihan-latihan
untuk mencapai “keseimbangan diri” dalam yoga dan “kesadaran diri” lewat
meditasi – harus disesuaikan juga. Disesuaikan dengan kondisi mental dan
emosional “Manusia Indonesia”. Bahkan, dengan latar belakang kultur, budaya,
kepercayaan dan agama “Manusia Indonesia”.
Banyak
sekali latihan-latihan yang telah kami berikan lewat 50-an judul buku yang
sudah terbit dan akan terbit dalam satu-dua bulan mendatang. Anda dapat
mengikuti latihan-latihan itu dengan mengikuti panduan di dalam buku. Juga bisa
mengukitnya di
padepokan Anand Ashram di Jakarta dan One-Earth
di Bukit Pelangi, Ciawi.
Selain
itu, khusus bagi
para pembaca buku-buku kami juga
menyelenggarakan acara open house dimana anda bisa mencicipi meditasi dan
merasakan manfaatnya. Adapun acara tersebut diadakan tiap hari Sabtu dua minggu
sekali, di:
Anand Ashram – Pusat
Pelatihan Meditasi & Kesehatan Holistik
Jl.
Sunter Mas Barat II-E, Block H-10/No. 1
Jakarta
Utara (14350)
Tel:
650-8648, 0818-163391, 0818-701658 Fax
650-3459
E-Mail:
ashram@anandkrishna.org Website: http://www.anandkrishna.org
Acara
dimulai tepat pukul 16.00 dan para peserta sudah harus berada di tempat sekitar
pukul 15.30. Untuk konfirmasi jadwal/tempat, anda bisa melihatnya di situs
ashram. Juga bisa menghubungi kami lewat telepon.
Pelatihan
yang diberikan di ashram, dibagi dalam dua kelompok utama :
Untuk
Kesehatan Holistik:
1. Meditasi untuk Manajemen Stress (Baca “Seni
Memberdaya Diri-1: Meditasi
& Neo Zen Reiki”, “Hidup
Damai & Ceria”, “Hidup
Sehat & Seimbang Cara Sufi” & “Sehat
dalam Sekejap”)
2. Neo Zen Reiki untuk merawat kesehatan diri dan keluarga (Selain buku2
diatas, sebaiknya anda juga membaca “Ilmu Medis & Meditasi”)
3. Kundalini Yoga (Buku panduan untuk program ini adalah “Kundalini
Yoga dalam Hidup Sehari-Hari”. Bila ingin mendalami yoga, baca juga “Jalan
Kesempurnaan Lewat Kamasutra”, “Tantra
Yoga”, “Atma Bodha”,
“Narada Bhakti Sutra”, “Bhagavad
Gita bagi Orang Modern” dll.)
Untuk
Pengembangan “Kesadaran Diri”
1. Self
Exploration (Buku Panduan Utama untuk latihan-latihan sufi ini adalah
“Seni Memberdaya Diri-2: Meditasi untuk Peningkatan Kesadaran Diri”. Judul-judul yang akan menunjang
pemahaman ada, a.l. adalah “99 Sisi Kebenaran”, “Membuka Pintu Hati”, “Memanusiakan Manusia”, “Telaga
Pencerahan”, “Cakrawala Sufi 1-3”, Masnawi 1-7” dll.)
2. Self Transformation (Selain
buku-buku diatas, baca juga “Wedhatama bagi orang Modern”, “Tetap Waras di Jaman Edan” dll.)
3. Self-Annihilation (baca juga judul-judul lain seperti Neo Zen Training
(buku panduannya adalah “Zen Bagi orang Modern”. Baca juga “Tao Teh Ching” dan “I-Ching Bagi Orang Modern”
4. Death Experience Meditation (Buku panduannya adalah “Reinkarnasi–Hidup
Tak Pernah Berakhir”. Selain itu baca juga trilogi novel
spiritual, “Shambala”, :Shangrila” dan “Shalala”,
serta “Kehidupan–Panduan untuk Meniti
Jalan ke dalam Diri”, “Kematian–Panduan
untuk Menghadapinya dengan Senyuman” dll.)
5. Kelompok Studi Atisha (Para peserta harus sudah membaca seluruh karya
a.k. dan dievaluasi secara pribadi oleh a.k. atau seorang yang ditunjuk oleh
a.k.)
Tentang penulis
Anand Krishna adalah pria keturunan India kelahiran Solo,
Jawa Tengah, 1956. Pendidikan dasarnya dia peroleh di Lucknow, di Negara Bagian
Uttar Pradesh, India. Sejak usia amat muda, melalui bimbingan ayahnya, dia
sudah berkenalan dengan ajaran Shah Abdul Latief, seorang mistik Sufi
yang amat dia kagumi. Di samping itu, dia juga merupakan murid termuda dari Sheikh
Baba, mistik Sufi yang hidup sehari-hari sebagai penjual es balok.
Dari Pacific
Southern University, USA, dia mengantongi gelar MBA, dan dengan modal itu dia
berkutat dalam dunia bisnis modern sebagai Marketing Director (Sainath Group of
Companies, Indonesia, 1979-1986), CEO (D’Jar Inc. USA, 1986-1989) dan Director/
Shareholder (Svarna Artha Interbuana, Jakarta , 1989-1991)
“Dunia Kebatinan”
rupanya lebih menggairahkan untuk diselami sepenuh waktu hidupnya, setelah
secara misterius sembuh dari penyakit leukemia. Untuk itu dia mendirikan
padepokan yang dia beri nama Anand Ashram, sebagai tempat kumpul
bersama orang-orang yang tertarik untuk melakukan “olah-rohani”.
Karena kegiatan dan
tulisan-tulisannya, dia mendapat Penghargaan Professional Excelence berupa Cultural
Doctorate in Sacred Philosophy, dari World University, Desert
Sanctuary Campus, Benson, Arizona, USA,
pada 10 Maret 1999.
Lebih dari 20.000
peserta dari 19 negara pernah mengikuti program meditasi, neo zen
reiki, yoga, stress management dan lain-lain (sepertiganya mengikuti
full programme, dan selebihnya penggalan-penggalan kecil) di bawah
bimbingan Anand Krishna.
Lebih dari 320.000
bukunya sudah beredar di masyarakat dan memberi inspirasi kepada pembaca
Indonesia.
Lebih dari 2,6
juta orang pernah mengikuti ceramah Anand Krishna. Mereka tersebar di
Indonesia, India, Jepang, Hongkong, Singapura, Inggris, dan beberapa negara
lain.
Selain televisi dan
radio, media cetak yang pernah meliput Anand Krishna maupun kegiatannya di
Pusat Kesehatan Holistik & Meditasi Anand Ashram antara lain adalah : Aura,
Bali Post, Bekasi Post, Berita Buana, Bernas, Bisnis Indonesia, D&R, Dewi,
Femina, Gatra, Indonesian Observer, Indonesian Times, Intisari, Jakarta Post,
Kartini, Kedaulatan Rakyat, Kompas, Matra, Media Indonesia, Merdeka, Modus,
Nusa, Pelita, Populer, Republika, Senior, Suara Merdeka, Suara Pembaruan,
Surya, SWA, Tempo, Umat, Wanita Indonesia.
Karya Anand Krishna yang diterbitkan
dan didistribusikan oleh GPU :
1. Kehidupan : Panduan Meniti Jalan ke Dalam
Diri Rp.17.500,-
2.
Bhagawad Gita bagi Orang Modern Rp.30.000,
3.
Jalan
Kesempurnaan Melalui Kama Sutra Rp.16.000,-
4.
Tao
Teh Ching bagi Orang Modern *) Rp.30.000,-
5.
Seni Memberdaya Diri : Meditasi dan Reiki Rp.30..000,-
6.
Bersama J.P. Vasvani Menggapai Hidup Damai
dan Ceria Rp.25.000,-
7.
Sabda Pencerahan : Ulasan Khotbah Yesus di
Bukit bagi Orang Modern Rp.25.000,-
8. Zen
bagi Orang Modern Rp.21.500,-
9.
Wedhatama bagi Orang Modern Rp.25.000,-
10. Visi
Ronggowarsito bagi Orang Modern Rp.17.500,-
11.
Kundalini Yoga dalam Hidup Sehari-hari Rp.27.500,-
12. Bersama
Bung Karno Menggapai Jiwa Merdeka Rp.13.500,-
13.
Menyelami Samudra Kebijaksanaan Sufi Rp.30.000,-
14. Hidup
Sehat dan Seimbang Cara Sufi Rp.25.000,-
15.
Otobiografi Seorang Yogi: Paramahansa Yogananda *) Rp.50.000,-
16. Cakrawala Sufi 3 : Kembara Bersama Mereka Rp.17.500,-
17. Meditasi untuk Peningkatan Kesadaran Rp.22.500,-
18. Atisha: Melampaui Meditasi untuk Hidup Meditatif Rp.22.500,-
19. Bersama Kahlil Gibran Menyelami ABC
Kehidupan Rp.20.000,-
20. ISA : Hidup dan Ajaran Sang Masiha Rp.45.000,-
21. Kematian : Panduan utk Menghadapinya dgn
Senyuman Rp.15.000,-
22. Renungan Harian : Penunjang Meditasi Rp.30.000,-
23. Iching bagi Orang Modern Rp.20.000,-
24. Shambala : Fajar Pencerahan di Lembah
Kesadaran Rp.22.000,-
25. Sehat dalam Sekejab: Dgn Meditasi Dinamis
Ananda Rp.17.500,-
26.
Bersama Anthony de Mello Mabuk Anggur
Kehadiran Tuhan *) Rp.15.000,-
27. Mengecap Surga di Dunia Shangrila *) Rp.17.500,-
28. Ilmu Medis dan Meditasi Rp.20.000,-
29. Bersama Jalaludin Rumi Menggapai Langit
biru tak Berbingkai - 1 Rp.30.000,-
30. Bersama Jalaludin Rumi Menggapai Langit
biru tak Berbingkai - 2 Rp.33.000,-
31. Bersama Jalaludin Rumi Menggapai
Kebijaksanaan Rp.45.000,-
32. Bersama Jalaludin Rumi Mabuk Kasih Allah Rp.30.000,-
33. Tantra Yoga Rp.45.000,-
34. Shalala : Merayakan Hidup Rp.20.000,-
35. Narada Bhakti Sutra : Menggapai Cinta Tak
Bersyarat dan Tak Terbatas Rp.37.500,-
36.
Atma
Bodha : Menggapai Kebenaran Sejati, Kesadaran Murni, dan
Kebahagiaan
Kekal Rp.45.000,
No comments:
Post a Comment