Oleh: Andrias Harefa
Jadilah seperti burung yang istirahat dalam terbangnya, hinggap di
ranting yang terlalu ramping, merasakan lenturannya, kenikmatan ayunannya, dan
menyanyi. Tahu bahwa ia punya sayap (Victor Hugo)
Meminjam konsep Covey, mereka yang disebut proaktif itu dapat
memiliki proaktivitas tinggi karena mengembangkan karunia-karunia Tuhan yang
diberikan secara khusus kepada manusia, yakni: kesadaran diri, hati nurani,
kehendak bebas, dan daya imajinasi kreatif.
Kesadaran diri adalah kemampuan kita untuk mengambil jarak
terhadap diri sendiri dan menelaah pemikiran kita, motif-motif kita, sejarah
kita, naskah hidup kita, maupun kebiasaan dan kecenderungan kita--melepas
"kaca mata" kita dan melihatnya. Kesadaran ini merupakan fokus dari
gerakan penyembuhan, psikoanalisis (Sigmund Freud, dkk.), dan lebih-lebih
psikoterapi (Victor, Frankl, dkk.).
Hati nurani menghubungkan kita dengan dengan kearifan jaman dan
kebijaksanaan hati, merenungkan prinsip dan praktek, memahami bakat-bakat dan
menentukan misi hidup kita. Hati nurani merupakan fokus agama, kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, moralitas, dan etika.
Kehendak bebas adalah kemampuan untuk bertindak atau memilih
tindakan, kemampuan memberikan tanggapan berdasarkan kesadaran diri, hati
nurani, dan visi kita. Kehendak bebas merupakan fokus pendekatan kekuatan
kehendak--di mana ada kemauan di situ ada jalan, tiada derita tiada prestasi
(no pain no gain).
Imajinasi kreatif adalah kemampuan untuk meneropong keadaan di
masa yang akan datang untuk menciptakan sesuatu dalam benak kita, dan
memecahkan masalah secara sinergetik. Imajinasi kreatif adalah fokus dari
gerakan visualisasi dan kekuatan pikiran--positive thinking (Vincent Peale,
dkk.), possibility thinking (Robert Schuller, dkk.), lateral thinking (Edward
de Bono), psycho-cybernetics (Maxwell Malzt), Neuro-Linguistic Programming/NLP
yang kemudian direvisi menjadi Neuro-Associated Conditioning/NAC (Anthony
Robbins, dkk.), dsb.
Empat hal tersebut di atas merupakan karunia Tuhan yang diberikan
kepada manusia agar manusia dapat mengalami kepenuhannya sebagai manusia
ciptaan Tuhan. Binatang tidak memiliki hal-hal tersebut. Karenanya tidak ada
respons kambing, anjing atau monyet sekalipun yang dapat disebut proaktif.
Binatang diciptakan sebagai makhluk yang reaktif. Mereka tidak memiliki
kesadaran diri (bahwa mereka ada di sini dan kini), tak punya hati nurani
(benar salah, etis, dan tak etis tak pernah mereka pikirkan), tak memiliki
kekuatan kehendak dan tak mampu berimaninasi secara kreatif (tak dapat
berkhayal dan melamun).
KEPENUHAN DIRI TAK DAPAT DIBELI DENGAN HARGA BERAPA PUN TETAPI
TERSEDIA GRATIS HANYA BAGI YANG MAU MENGEMBANGKAN KARUNIA TUHAN
Untuk Direnungkan:
- Apakah Anda telah mengalami kepenuhan diri?
- Bagi Anda, pentingkah keempat karunia itu untuk dikembangkan?
- Sejauhmana Anda telah mengembangkannya?
- Bagaimana Anda dapat mengembangkannya dengan optimal?
No comments:
Post a Comment